J u d u l : MASIH BISA BERKIBAR, TERNAK ITIK

S u m b e r : Majalah Trubus

N o m o r : 348-Th XXIX - November 1998

Help Palestine !!

Peternak itik yang mengandalkan pakan pabrik bergelimpangan. Pemakai makanan alami justru berkibar. Dengan populasi 280 ekor. persentase usaha mencapai 228% per tahun.

Konsentrat "144", pakan buatan pabrik andalan peternak melonjak harganya dari Rp. 1.300,- menjadi Rp. 4.500,-/kg. Kontan peternak itik kandangan kelabakan. Di Indramayu, sentra itik, sekarang sulit menmukan peternak yang bisa bertahan. Kalau tidak bangkrut, sistim pemeliharaan diubah menjadi itik gembalaan. Padahal, pemeliharaan itik intensif (dikandangkan) dalam keadaan normal lebih menguntungkan. Itik gembalaan yang harus dipindah sering stres, dan akhirnya tak bertelur.

Peternak yang mengandalkan pakan pabrik gulung kandang. "Sebelum harga pakan naik, beternak itik sangat menguntungkan. Namun sejak pakan melambung saya terpaksa menjualnya karena rugi Rp. 8.000,- - Rp. 10.000,-/hari dari setiap 100 ekor itik yang dipelihara," sesal Tandeg, peternak di desa Gabus Kulon. Keadaan yang sama dialami pula oleh Sumarno yang pernah memelihara sampai 2.000 ekor.

Tarli, peternak itik anggota Kelompok Ternak "Mekarsari" di Gabus Kulon juga senasib. Kandangnya hanya berisi 20-an ekor. Itupun tak dirawat dengan baik. Pakan yang diberikan seadanya, keong mas dicampur dedak. Tarli bersama 40 teman sesama anggota kelompok bangkrut tak kuat membeli pakan pabrik.

Menjanjikan

Meski banyak yang tumbang tetapi itik masih menjanjikan. Hal ini ditegaskan oleh M. Isya Dirja, Kepala Dinas peternakan Indramayu. Di antara ternak-ternak lain, itiklah yang paling menjanjikan. Di Indramayu populasinya tidak kurang dari 1 juta ekor, atau sekitar 1/3 dari jumlah di Jawa Barat. Menurut Isya, keluarga kecil cukup memelihara 250 ekor bisa hidup layak. Karena, dari 250 ekor itik paling tidak bisa diperoleh keuntungan bersih sekitar Rp. 10.000,-/hari. Itulah sebabnya, itik diprogramkan dalam "SPAKU" (Sentra Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan) di Desa Gabus Kulon, Indramayu.

"Di masa krisis seperti ini keuntungan dari beternak itik berlipat ganda," tutur Edi, peternak di Kalipasung, Cirebon. "Kuncinya, manfaatkan pakan yang ada di daerah setempat, tambahnya. Memang lokasi peternakan Edi dekat dengan tempat pelelangan ikan. Karena ia sama sekali tak menggunakan pakan pabrik.

Sebanyak 280 ekor itik Edi diberi paka berupa campuran dedak 50 kg dan kupang 10 kg, serta ikan petek atau rucah (BS) 20 kg. Pakan diberikan 4 kali sehari, pukul 07.00, 09.00, 16.00, dan 18.00. Ptek diberikan tersendiri pukul 12.00. "Hasilnya ternyata bagus, setiap hari bertelur 220 - 222 butir. Beberapa hari kemudian saya perkirakan bisa 250 butir," Edi memprediksi.

"Saya tak memberikan vitamin, obat-obatan perangsang bertelur atau lain-lain. Biaya yang dikeluarkan semata untuk pakan tok," aku Edi. Total biaya yang dikeluarkannya untuk menghidupi itik Rp. 44.000,- - Rp. 46.000,-/hari. Terbagi atas dedak Rp. 15.000,-, kupang Rp. 7.000,-, dan ikan petek Rp. 22.000,- - Rp. 24.000,-. "Keuntungannya, silakan hitung sendiri, toh harga telurnya sudah tahu Rp. 500,-/butir," pinta Edi saat ditemui di lokasi peternakannya.

Tak Usah

Bagi peternak yang tetap "jalan", saat ini memang menguntungkan. Ditanya soal pemasaran, Edi menjawab dengan menggerakkan tangannya. Tak ada masalah. Tanpa dikontak bakul-bakul telur akan datang sendiri. Apalagi sekarang, mencari telur relatif sulit karena peternaknya jauh menyusut.

J u d u l : RAMU SENDIRI BIAR MURAH, PAKAN ITIK

S u m b e r : Majalah Trubus

T e r b i t : 348 - TH XXIX - NOVEMBER 1998

 

Pakan Itik

CAMPURKAN 47,5% JAGUNG DAN 22,5% DEDAK PADA KONSENTRAT, JADILAH PAKAN ITIK SIAP PAKAI. kONSENTRATNYA SENDIRI YANG MENCAPAI 30% BISA DIPEROLEH DI POULTRY SHOP.

Harga pakan itik tetap tinggi. Karena itu peternak memilih menutup usahanya. Sebenarnya masih ada jalan keluar. Meramu pakan sendiri bisa menekan harga lebih dari setengahnya. Ini dibuktikan drh. Hotman dan kawan-kawan. Dengan menggunkan bahan baku lokal biaya produksi tidak lebih dri Rp. 1.300,-/kg.

Tinggal campur

Meramu pakan sendiri bisa diartikan mencampur keseluruhan bahan penyusun, atau hanya sebagian. "Yang paling aman hanya mencampur sebagian bahan penyusun. Jika formulasinya kurang tepat produksi telur bisa langsung drop," ungkap drh. Hotman, ahli nutrisi. "Pternak itik cukup membeli konsentrat lalu dicampur dedak dan jagung," tambahnya.

Uji coba membuat konsentrat terlau riskan, kurang praktis, dan tidak efisien. konsentrat, adalah pakan dengan kadar protein tinggi, berkisar 35 - 45%. Terdiri atas tepung daging, tepung tulang, bungkil kedelai, biji-nijian, dan premix (sumber mineral dan vitamin). "bahan bakunya harus benar-benar terpilih, sehingga merepotkan petrnak. Misal tepung daging, berasal dari ikan yang dibuang kepala dan durinya. Belum lagi premix yang harus diimpor. Tak efisien jika kebutuhannya kecil," jelas Hotman.

Berbeda bila peternak hanya mencampurkan dua bahan baku utama jagung dan dedak. Kedua bahan tersebut tersedia di dekat lokasi peternakan. Pengerjaannya mudah dan layak untuk berbagai skala usaha. Dedak dan jagung yang telah digiling dengan saringan kecil 2 mm tinggal dicampur konsentrat. "Formulanya, 30% konsentrat, 47,5% jagung, dan 22,5% dedak. Formula ini akan menghasilkan pakan dengan kadar protein 14% dan energi metabolisme 2.500 kcal/kg pakan," Hotman yang pernah lama bekerja di pabrik pakan menerangkan.

Menurut Hotman, kadar protein untuk itik petelur tidak perlu sampai 18%. Cukup 14% sesuai daya serapnya. Kalau berlebihan berarti pemborosan karena akan terbuang percuma. Khusus iti usia pertumbuhan formulasi pakan diubah; umur kurang sari 35 hari konsentratnya 30%, jagung 60%, dan dedak 10%. Sedangkan yang berumur di atas 35 hari sampai 9 minggu konsentrat 30 %, jagung 50%, dan dedak 20%.

Tak sembarang

jagung dan dedak campuran pakan tidak boleh sembarangan, "Kadar air jagung paling tinggi 18%. Jika lebih tinggi gampang ditumbuhi jamur dan menimbulkan penyakit," tutur Frendy Bun yang kini tengah memproduksi pakan murah. cirinya, jika tangan dimasukkan ke dalam timbunan biji jagung, tidak terasa panas. Atau ketika bergesekkan menimbulkan suara "kresek-kresek". Kecuali itu, pangkal biji jagung harus bersih dari bulu.

Jenis yang paling baik jagung kuning. Jagung ini dikalim bisa memberikan warna kuning cerah pada kuning telur. Meskipun begitu, jagung putih masih dapat digunakan. "Kalu untuk menguningkan telur bisa digunakan wortel, atau xantophylla (dijual di apotik). Peternak besar sering menggunakan CGM yang diimpor dari Amerika. Tambahkan 0,5 kg xantophylla untuk 1 ton pakan," sambungHotman.

Dedak yang baik diusahakan halus dan bermenir. "Sedikit bercampur dedak kasar tidak apa-apa, asal tidak lebih dari 15%. Fungsinya sebagai serat kasar yang membantu pecernaan," kilah Frendy. Hindari dedak berbau apek, berkutu, dan berjamur agar kesehatan itik terjaga. "Itik adalah unggas yang paling peka terhadap jamur, bisa mati mendadak karenanya," Hotman mengingatkan.

Di luar semua itu, sewaktu membeli dedak perlu hati-hati bila tidak ingin "tertukar" dengan sekam. Dedak akan mengendap saat dilarutkan ke dalam air. Sekam tetap mengambang. Seandainya kurang puas, tetesi dengan chloroform. Bila tidak berubah warna dipastikan dedak. Sekam memberikan warna merah jika ditetesi chloroform karena berporous.

 

 

J u d u l : MENINGKATKAN KUALITAS TELUR ITIK

S u m b e r : MAJALAH MITRA No. 4

T e r b i t : Tahun I, 1995

 

Telur itik yang berukuran kecil dan kuning telurnya pucat, kurang disukai konsumen, sehingga sering menurunkan hasil penjualan. Azhari Nawhan di Banjarmasin mengatasinya dengan pengaturan pakan.

Hasil yang diperoleh Azhari Nawhan, petrnak di Jl. Jend. A. Yani, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, boleh disebut sebagai jawaban atas masalah yang dihadapi peternak itik selama ini. Pasalnya, itik milik Azhari ini mampu menghasilkan telur yang besar dan warna kuningnya cemerlang, sementara peternak lain justru sering kecewa karena telur itiknya kecil dan kuningnya memucat. Dan ini ternyata merugikan karena konsumen lebih menyukai telur seperti yang dihasilkan Azhari.

Bagi Azhari dan peternak di Kalimantan Selatan, kerugian peternak itik merupakan masalah besar daerah itu, sehingga perlu segera dicari penyelesaiannya. Itik adalah ternak paling populer dan merupakan mata pencaharian menguntungkan. Sebagaimana diketahui, Kalimantan Selatan merupakan sentra itik terbesar di Indonesia. DI Jawa dan daerah lain, itik juga masih populer dan diandalkan peternak kecil sebagai ternak komersial. Alasannya, pemeliharaannya terhitung mudah dan urah. Dan modal yang dikeluarkan untuk beternak itik ini relatif lebih kecil dibanding dengan ternak lain, sementara harga jual produknya termasuk stabil. Kelebihan lain, peternak itik mempunyai jaminan pasar yang lebih baik karena tidak berbenturan dengan pengusaha besar seperti ayam ras. Malah, bicara soal peluang kini di hotel berbintang atau daerah seperti Surabaya, masakan dari daging itik mulai memasyarakat.

Untuk mengatasi masalah yang dihadapi peternak, menurut Azhari, perlu diketahui pola dasar hidup itik. "Pola makan itik lebih unik daripada ayam ras," ungkap Azhari mengemukakan salah satu sebab mengapa itik sering menghasilkan telur jelek. Itik termasuk unggas yang sifat liarnya masih dominan, sehingga naluri alamnya juga masih kuat. Dan ini berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan hidupnya termasuk pakan. Jika suatu saat ternak itu mendapat pakan yang berkalori tinggi, namun proteinnya rendah, maka untuk mengimbanginya, itik itu akan mencari makanan yang kadar proteinnya tinggi. Sayangnya, masalahnya ini belum banyak diketahui peternak. Lebih-lebih itik yang dipelihara sekarang kebanyakan dikandangkan, sehingga tidak bisa lagi mengikuti pola makan secara alami. Itu sebabnya, ada anggapan di antara peternak bahwa itik yang diumbar akan menghasilkan telur yang lebih baik. Padahal, kalau itu alasannya, itik Azhari juga dikandangkan.

Hambatan lain, peternak itik kurang menyadari bahwa pakan itik yang dijual di pasaran tidak cocok dengan kebutuhan itik alabio di Kalimantan. Perhitungan Azhari, pakan itik yang beredar mempunyai komposisi kandungan: protein 16 - 17% serta energi metabolis 2.650 Kkal, dan ini hanya cocok untuk itik di Jawa seperti itik Tegal.. Untuk itik alabio yang dipelihara di Kalimantan, menurutnya dibutuhkan pakan yang mengandung protein 18% dan energi metabolis 2.400 kkal.

Akibat kesalahan komposisi pakan ini, maka jumlah dan keseimbangan gizi yang dibutuhkan itikpun ikut terganggu. "Pakan yang beredar di pasaran aklorinya terlau tinggi untuk daerah seperti di Kalimantan ini," papar Azhari. Menurutnya, jika di daerah panas itik diberi pakan dengan kadar kalori tinggi, maka jumlah pakan yang dikonsumsi dengan sendirinya akan berkurang, termasuk jumlah proteinnya. Akibat lebih lanjut, berpengaruh pula terhadap produksi diantaranya telur yang kecil.

Pakan Buatan Sendiri

Agar pakan yang diberikan bisa memenuhi jumlah dan kebutuhan gizi itik, yang dilakukan Azhari, selain mengatur jumlah pemberian juga menambahkan pakan buatan sendiri.

Pakan itik dari pabrik bisa tetap digunakan, atau kalau sukar diperoleh bisa juga menggunakan pakan ayam petelur (layer). Cuma aturannya, pakan ini hanya diberikan setengah (50%) dari jumlah pakan yang dikonsumsi itik setiap hari. Artinya, kalau itik setiap hari mengkomsumsi pakan sebanyak 150 gram per ekor, maka yang diberikan hanya 75 gram saja. Separo (75 gram) lagi, dipenuhi dari pakan buatan sendiri. Alasannya, ya itu tadi, jika diberikan semua, pakan itik yang ada di pasaran terlalu tinggi kalorinya, sehingga berpengaruh terhadap jumlah yang dikonsumsi dan diserap.

Pakan buatan sendiri, terdiri dari campuran ikan kering sebanyak 20%, dedak 20%, gabah 6%, dan premix 4%. Bahan lain yang bisa digunakan dan cukup mudah dibuat ialah konsentrat itik. Komposisinya, 1 bagian konsentrat itik ini dicampur dengan 1 bagian jagung, dan 1 bagian dedak. Angka prosen atau bagian, dihitung Azhari dari jumlah pakan yang dikonsumsi itik setiap hari. Jadi, jika itik per harinya mengkonsumsi 150 gram, maka untuk membuat pakan dari bahan konsentrat itik, dibuat komposisi: 50 gram konsentrat, 50 gram dedak, dan 50 gram jagung kuning. Demikian juga untuk perhitungan pakan yang dibuat dri ikan kering. Kedua komposisi pakan ini sudah cukup untuk mengimbangi kekurangan protein dan kelebihan kalori dari pakan pabrik yang diberikan. Jika kedua pakan ini diberikan (pakan pabrik dan pakan buatan) akan menghasilkan kadar protein 18% dan energi metabolis 2.400 kkal.

Cara pemberiannya (dengan asumsi itik mengkonsumsi 150 gram pakan per hari), pakan pabrik yang kadar energinya lebih tinggi diberikan pada saat cuaca tidak terlalu panas, yaitu: pagi 37,5 gram dan sore hari 37,5 gram. Sedangkan pakan buatan diberikan seluruhnya (75 gram) pada siang ahari.

Perlu Hijauan

Jika untuk memperbaiki fidik telur diperlukan pengaturan pemberian dan komposisi pakan yang tepat, maka untuk menjadikan kuning telur cemerlang, Azhari hanya memberikan azola, tumbuhan yang biasa hidup di air. Selain bahan itu, menurutnya, bisa juga digunakan bahan lain seperti sayuran, daun lamtoro, dan feed additive yang banyak dijual di toko-toko peternakan. "Pokoknya, bahan yang mengandung karotin (Pro vitamin A),' ungkap Azhari.

Aturannya, untuk 4.000 ekor itik yang dipelihara, cukup memberikan azola sebanyak 2 karung pakan ternak isi 50 kg. Pemberiannya, bisa secara terpisah, bisa juga dicampur dengan pakan buatan tadi. Jenis dan jumlah bahan ini mampu menghasilkan kadar kekuningan telur angka 15 pada alay\t Hough. Sementara untuk telur yang diambil di pasar, jauh untuk mencapai angka itu. Hough Unit adalah untuk menentukan kualitas telur.

Cara yang dilakukan Azhari memang hanya untuk meningkatkan kualitas telur itik alabio. Naun dengan perhitungan tadi, cara ini bisa juga dipakai untuk meningkatkan kualitas telur itik lain seperti itik Tegal. Tentu saja bahan-bahannya harus dipilih yang mudah dan murah, agar hasilnya tetap ekonomis seperti itik alabionya Azhari.

J u d u l : BETERNAK LELE UNTUNGNYA JANGAN DIANGGAP SEPELE

S u m b e r: Tabloid Peluang

Lele memang mudah dibudidayakan. Untuk menekan biaya pakan, gunakan bahan limbah. Bisa ampas tahu, tempe, limbah restoran/warung atau rumah tangga.

Siapa yang tak kenal dengan pecel lele? Dari kalangan bawah hingga atas pasti pernah mencicipi makanan yang satu ini. Maklum, menu pecel lele mudah dijumpai di restoran sampai warung kelas pinggir jalan. Di samping dagingnya gurih dan lezat, kandungan proteinnya cukup tinggi. Sehingga layak dikonsumsi sebagai lauk pauk yang bergizi.

Wajar kalau masyarakat tertarik untuk membudidayakannya. Tapi, bagaimana memelihara lele yang baik, hingga menghasilkan keuntungan lumayan, mungkin belum banyak yang melakukannya.

Mudah tapi butuh pengawasan.

Pada dasarnya, beternak ikan lele tidak sulit. Yang penting tekun, teliti dan sabar. Sebab, lele termasuk golongan hewan kanibal, hingga diperlukan ekstra perhatian.

Ada beberapa jenis yang bisa diternakan, antara lain lele lokal, lele putih, dan lele dumbo. Yang terakhir ini paling disukai lantaran pemeliharaannnya relatif mudah, tahan terhadap serangan penyakit, dan cepat bongsor.

Namun, ada satu keunggulan yang tidak dimiliki jenis ikan lain. Yakni, media perkembangannya tidak harus di air bersih atau mengalir. Ia bisa hidup dalam air yang kotor tenang dan berbau, asal tidak tercemar limbah kimia atau zat beracun lainnya.

Kedalaman yang baik untuk habitat lele antara 60 cm hingga 100 cm. Sedangkan luas ideal untuk setiap kolam yaitu 50 cm2, dengan tinggi pematang kurang lebih 25 - 30 cm dari permukaan air. Agar lebih optimal, untuk kolam seluas 50 m2 bisa ditebarkan 5.000 ekor bibit atau rata-rata per meter sekitar 100 ekor.

Langkah Awal

Sebelum mulai betrnak,siapkan dulu kolam dan airnya. Lalu tebarkan kapur atau gamping sebanyak kurang lebih 10 kg. Hal ini dimaksudkan untuk menetralisir air dalam kolam.

Keesokan harinya, kolam seluas 50 m2 itu boleh diberi 50 kg pupuk. Cukup pupuk kandang agar harganya murah dan gampang diperoleh. Fungsi pupuk tidak lain adalah untuk menyuburkan tanah dan merangsang perkembang biakan jasat renik plankton.

Seminggu setelah pemupukan, air kolam akan berubah kehijau-hijauan. Ini merupakan tanda bahwa bibit siap dicemplungkan. Waktu yang baik adalah pagi hari antara pukul 07.00 - 10.00. Sedangkan sore hari pukul 16.00 - 17.00. Pada saat ini temperatur air dan udara tidak terlalu panas sehingga tak mempengaruhi bibit yang ditebarkan.

Untuk bibit, pilihlah yang berukuran 8 - 10 cm. Harganya paling-paling Rp. 150/ekor. Tak sulit mencarinya. Datangi saja tempat-tempat penjualan ikan, pasar tradisional ataupun dinas perikanan setempat.

Pemeliharaan dan pemberian pakan.

Setelah bibit dimasukkan, jangan langsung diberi pakan. Biarkan beradaptasi dengan lingkungan baru. Toh, makanan alaminya masih banyak tersedia. Sehari kemudian berikan pakan sesuai kebutuhan. Biasa 2 atau 3 kali sehari: pagi, siang, dan sore. Yang penting tidak berlebihan. Caranya, perhatikan dengan teliti saat pakan diberikan. Kalau ketika itu, ikan-ikan saling berebut, bisa dipastikan mereka sedang kelapran. Tapi, kalau mereka tenang-tenang saja berarti ikan dalam keadaan kenyang.

Lele dikenal sebagai hewan yang rakus karena doyan segala jenis makanan. Termasuk limbah, seperti ampas tahu, tempe, atau limbah dapur yang tidak tercemar bahan kimia. Bagi peternak, kondisi ini sangat menguntungkan. Lebih-lebih di masa krisis.

Namun agar tidak menderita kerugian, ada bagusnya meneliti pakan limbah tersebut. Limbah dapur berupa sisa makanan, sebaiknya dicuci untuk mengurangi kadar minyaknya. Sementara untuk limbah tahu ataupun tempe, cukup dijemur. Bahan limbah tidak bisa langsung diberikan sebagai bahan pakan utama. Selama dua minggu pertama. sajikan bahan pakan pabrik. Setelah itu bisa dikurangi sedikit demi sedikit, diselingi dengan pakan limbah.

Keuntungannya jelas.

Dengan pola pemberian pakan seperti it, biaya operasional bisa ditekan serendah mungkin. Harga pakan ikan saat ini paling murah Rp. 2.500,-/kg. Padahal, selama 3 bulan pemeliharaan, setidak-tidaknya membutuhkan 600 kg. Jadi, berapa kebutuhan dana untuk pakan, ya tinggal dikalikan. Lain soal bila menggunakan bahan pakan limbah. Taruh kata, untuk 2 - 3 minggu pertama diberi pakan pabrik sebanyak 100 kg. Selebihnya bisa dengan pakan limbah yang harga per kg sangat murah, hanya Rp. 250,- Jadi untuk 500 kg, cuma memerlukan Rp. 125.000,-. Kalau mau lebih murah, gunakan sisa makanan dari restoran atau warung. Untuk itu, hubungi pemiliknya. Lalu negosiasikan berapa kompensasinya. Supaya tidak merepotkan, setiap pagi sediakan ember plastik di restoran atau warung. Sore hari, tinggal diambil dan dimasukkan ke dalam karung plastik.

Perawatan

Ikan lele tidak membutuhkan perawatan khusus. Namun, pengawasan tetap harus dilakukan. Terutama bila menggunakan sistem air mengalir. Jangan sampai tercemar zat-zat kimia yang berbahaya. Amati juga ukuran rata-rata lele yang dipelihara. Yang baik, sekitar 7 ekor/kg.

Pemasaran

Sejauh ini kebutuhan pasar akan ikan lele masih besar. Berapa jumlah persisnya memang belum diteliti. Yang jelas, warung yang menghidangkan menu lele bertbaran dimana-mana. Jadi, panen yang dipetik bisa dijual langsung ke pasar atau pedagang pengumpul. Kalau mau langsung ke restoran juga boleh.

Kunci Sukses Usaha Beternak Lele.

1. Kenalilah restoran-restoran dan warung-warung makan

2. Jalin hubungan dengan industri tahu tempe.

3. Jangan mengandalkan bahan pakan pabrik

4. Carilah alternatif untuk menekan biaya

5. Untuk meningkatkan harga jual, hubungi pemilik warung atau restoran

6. Ulet, tekun, dan sabar adalah kunci sukses.

Pasar Ikan Lele

- Pasar tradisional

- Pedagang pengumpul

- Restoran atau warung

Pusat Penjualan Bibit Lele

- Pasar tradisional

- Tempat penjualan ikan

- Dinas perikanan

Judul : LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN DASAR TAMBAK

Sumber: MAJALAH TRUBUS 269 -TH. XXIII - April 1992

 

Faktor penentu panen udang adalah keadaan tanah dasar tambak dan kualitas air tambak. Tanah dan air akan baik bila dasar tambak dipersiapkan dengan baik pula.

Masalah yang timbul dalam budidaya udang memang tidak sedikit. Kerugian yang cukup besar diantaranya karena munculnya penyakit udang. Menurut hasil penelitian Puslitbang Perikanan, timbulnya penyakit udang disebabkan menurunnya kondisi lingkungan, akibat pengelolaan yang kurang baik. Kunci keberhasilan budidaya udang secara intensif adalah melakukan persiapan dasar tambak dengan baik.

Menurut Ir. Youke F. Mumu, seorang ahli perikanan yang banyak memberikan konsultansi kepada para petambak udang tentang manajemen budidaya udang berwawasan lingkungan, hal-hal yang sebaiknya dilakukan dalam mempersiapkan dasar tambah adalah sebagai berikut:

PENGERINGAN

Setelah udang dipanen, semua air dalam tambak dikeluarkan, lalu dikeringkan/dijemur selama satu minggu. Bila sudah kelihatan tanda-tanda tanah daar tambak mulai retak-retak, maka endapan lumpur hitam (black mud) dikupas dan dibuang. Sekaligus dikerjakan reklamasi tambak, seperti perbaikan konstruksi tambak, pematang, pintu air dan sebagainya.

Dasar tambak kembali dijemur selama 2 atau 3 hari. Lalu dibajak untuk membongkar tanah dasar tambak agar udara masuk ketanah dan terjadi proses oksidasi. Sisa-sisa akar yang ada dibuang untuk menghindari terjadinya pembusukan yang mengeluarkan gas-gas beracun dan berbahaya untuk udang. Setelah dibajak tanah dibiarkan beberapa hari agar bakteri anaerob yang sifatnya patogen dan bibit penyakit mati, serta gas-gas bercun menguap.

PENGAPURAN

Tujuan pengapuran adalah untuk menaikkan pH tanah dasar tambak, menjadi 6,5 - 7 (pH normal). Sebab bila pH-nya dibawah normal, kurang baik untuk kehidupan dan pertumbuhan udang. Kapur ditabur ke permukaan tanah dasar tambak, lalu dibajak agar tercampur dengan tanah. Pengapuran ini lebih baik dilakukan dua kali. Dosis kapur yang digunakan sesuai tingkat kemasaman tanah. Pertama, dengan menggunakan setengah dosis kapur yang direncanakan. Setelah dicampur dan dibiarkan beberapa hari, barulah setengah dosis sisanya ditaburkan. Lalu dibajak lagi dan dibiarkan beberapa hari lagi. Selanjutnya dilakukan tes pH. Kalau pH sudah sesuai, masukkan air kira-kira sedalam 30 cm dan biarkan semalam. Tujuan perendaman ini adalah agar sisa-sisa reaksi pada dasar tambak larut dalam air. Kemudian air dibuang, dan dasar tambak diratakan.

DIBERI PUPUK OST

Dalam keadaan basah atau ada air sedikit (maksimum 1 cm) pupuk OST ditabur secara merata. Pupuk OST langsung menyatu dengan tanah sehingga kelihatan lagi perbedanannya. Biarkan selama stu minggu, dan dasar tambak dijaga tetap lembab. Tujuan penggunaan pupuk OST ini adalah untuk memperbaiki struktur tanah di permukaan dasar tambak, sehingga tanah menjadi suatu koloid yang lebih stabil. Di dalam aktivitasnya pupuk OST akan menciptakan keseimbangan unsur hara (mineral balance). Bakteri-bakteri yang terkandung didalam OST akan menguraikan sisa-sisa bahan organik mentah yang masih tertinggal di dasar tambak., dan sementara itu juga akan berlangsung proses mineralisasi. Selama satu minggu diharapkan tanah dasar tambak menjadi mantap sehingga makanan alami berupa plankton yang disukai udang mudah tumbuh.

AIR DIMASUKKAN

Setelah satu minggu diberi pupk OST, air dimasukkan, langsung dengan kedalaman minimal 60 cm. Setelah pemberian OST ini air jangan dibuang dan dilakukan pembasmian ikan-ikan liar dengan saponin. Beberapa hari kemudian plankton akan muncul. Bila cuaca baik, dalam waktu 5 hari plankton akan naik, air sudah stambil untuk beberapa minggu.

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan, setelah air masuk dan plankton sudah jadi adalah kecerahan air yang diukur dengan seicchi disk. Maka pada kecerahan 30 - 40 benur boleh dimasukkan. Kecerahan air lebih atau kurang dari 30 - 40 kurang baik untuk pertumbuhan benur.

Judul: SAATNYA EKSPOR JANGKRIK LEWAT KMUJ

 

Sumber: TABLOID PELUANG No. 35 - TAHUN I - JULI 1999

Setelah ramai-ramai beternak jangkrik, kini saatnya mencari celah pasar. KOPERASI MITRA USAHA JANGKRIK (kmuj) akan membantu peternak memecahkan masalah ini.

Ketika budidaya jangkrik diperkenalkan beberapa bulan yang lalu, masyarakat yang haus terobosaan usaha baru menyambut dengan antusias. Seminar tentang jangkrik langsung menjamur. Pesertanya antre. Namun setelah berhasil jadi peternak, hambatan yang muncul. Mereka kesulitan memasarkan produknya. Dilatar belakangi persoalan tersebut, didirikanlah sebuah wadah yang diharapkan mampu menampung semua hasil produksi para peternak. Wadah tersebut bernama KOPERASI MITRA USAHA JANGKRIK (KMUJ) yang berdiri pada tanggal 19 Juni 1999. KMUJ yang beralamat di Jl. Jenderal Basuki Rachmat No. 9, Cipinang Muara, Jakarta Timur ini bermaksud menghimpun peternak jangkrik se Indonesia. Koperasi ini juga bertujuan menggalang visi dan persepsi dalam mebudidayakan jangkrik serta memasarkannya. Bahkan KMUJ sudah ancang-ancang untuk menembus pasar lokal maupun golbal. Di samping itu, lembaga ini juga akan mengadakan serangkaian seminar dan pelatihan budidaya jangkrik. Saat ini tercatat 120 peternak dari berbagai kota ikut mendukung KMUJ. Bagi mereka yang ingin jadi anggota, pintu masih terbuka. Dengan demikian, ribuan peternak maupun calon peternak yang serius menekuni usaha ini tak perlu cemas. Syarat untuk jadi anggota tidak terlalu njlimet.

JANGKRIK BEKU SIAPA MAU

Pasaran jangkrik di luar negeri tergolong tinggi. Di beberapa negara Eropa dan USA, jangkrik kalung digunakan sebagai bahan kosmetik. Karen itu, peluang untuk mengekspor jenis ini masih sangat luas. Beberapa negara Asia seperti Jepang, Hongkong, Singapura dan Brunei Darussalam juga tengah menunggu pasokan. Seperti yang diungkapkan Ketua KMUJ, HM Fikri Gani SE Smi kepada PELUANG, pihaknya memang mempunyai proyeksi ekspor, tanpa mengabaikan permintaan pasar lokal yang saat ini belum terpenuhi. Bahkan, saat ini anggota koperasi boleh berharap lebih. Pasalnya, KMUJ tengah melakukan negosiasi guna memenuhi pasar Hongkong yang meminta 10 ton tepung jangkrik setiap bulan. Sedangkan untuk Jepang, Amerika dan Eropa masih mengalami kesulitan prosedur pengiriman. Karena buyer meminta pasokan dalam bentuk jangkring beku sebanyak 100 ribu ekor per hari. Di pasar lokalpun jangkrik tetap laku. Seekor clondo (jangkrik anakan) dijual seharga Rp. 60 - Rp. 100 per ekor. Sedangkan jangkrik dewasa harganya berkisar Rp. 150,- - Rp. 300,- per ekor. Sementara telurnya dijual seharga Rp. 2,5 juta/kg. Jadi tidak perlu khawatir.

 

PERSYARATAN BAGI YANG INGIN BERGABUNG DENGAN KMUJ

1. Mendaftar ke kantor KMUJ

2. Harus seorang peternak atau calon peternak jangkrik.

3. Memberikan simpanan pokok sebesar Rp. 50 ribu serta simpanan wajib sebesar Rp. 10 ribu per bulan.

4. Ketentuan tersebut wajib dipenuhi setiap anggota.

Apabila kewajiban tersebut sudah dipenuhi, maka setiap anggota KMUj akan mendapat hak-hak antara lain:

1. Mendapatkan konsultasi gratis tentang berbagai hal yang berhubungan dengan usaha ternak jangkriknya.

2. Mendapatkan penjelasan tentang pemasaran hasil produksinya.

3. Bisa melakukan kegiatan jual beli secara bebas dan mandiri.

4. Dengan mudah mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan bagi usahanya.

5. Bisa mendapatkan jangkrik kalung, yaitu jenis jangkrik unggulan yang jauh lebih menguntungkan di pasaran.

Hotline KMUJ: Telp. 8505157, Fax. 8505158

J u d u l : RAGAM KOMODITAS SESUAI KETINGGIAN TEMPAT & UMUR PANEN

Sumber : BONUS Majalah Trubus No. 348 - TH XXIX - NOVEMBER 1998

 

Komoditas, Ketinggian Tempat, Umur Panen

Ayam petelur, 1 - 700, 5 bulan

Bawang merah, 1 - 800, 2 - 3 bulan

Bawang Daun, 800 - 1.700, 2,5 bulan

Belimbing, 1 - 500, 1 tahun

Cabai merah keriting, 200 - 1000, 3 bulan

Ikan Gurame, 1 - 700, 8 bulan (bobot 200 g/ekor)

Ikan lele, 1 - 700, 3 bulan

Ikan Mas, 1 - 1000, 4 - 5 bulan (bobot 300 g/ekor)

Ikan patin, 1 - 700, 4 bulan

Itik petelur, 1 - 700, 6 bulan

Jagung, 1 - 800, 3 bulan

Kacang kedelai, 1 - 900, 3 bulan

Kacang tanah, 0 - 550, 3 - 4 bulan

Kambing, 1 - 1000, 8 bulan

Kembang Kol, 650 - 2000, 3 bulan

Kentang, 500 - 3.000, 3 - 4 bulan

Kubis, 200 - 3.000, 3 bulan

Lettuce, 650 - 2000, 1,5 - 2 bulan

Melon, minimal 300, 2 - 2,5 bulan

Mentimun, 200 - 800, 1,5 bulan

Mangga, 1 - 300, 4 - 5 bulan

Paprika, minimal 650, 8 bulan

Pepaya, 1 - 1000, 10 bulan

Petsai, 1000 - 2000, 3 bulan

Sawi, 1 - 1000, 2 bulan

Semangka, 1 - 600, 2 - 2,5 bulan

Terung, 1 - 1200, 4 bulan

Tomat, 300 - 1500, 2 - 3 bulan

 

 

Contoh Model Kebun

1. Kebun Dataran Rendah

Dengan luasan 4,5 ha, maka ragam komoditas yang dipilih adalah:

- Itik, 2.000 ekor

- Ikan patin, 1.000 ekor

- Ikan gurame, 2.000 ekor

- Cabai merah besar, 1 ha (16.000 tanaman)

- Cabai merah Rawit, minimal 250 tanaman

- Melon, minimal 250 tanaman

- Sawi, minimal 250 tanaman

- Jagung, 1 ha (20.000 tanaman)

- Terung, minimal 250 tanaman

- Selada, minimal 250 tanaman

- Tomat, minimal 250 tanaman

- Pisang Mas, 50 pohon

2. Kebun Dataran Tinggi

Dengan luasan 1 - 2 ha dipilih beragam komoditas sayuran, seperti:

- Cabai merah keriting, 40%

- Tomat, 10%

- Petsai, 10%

- Bawang Daun, 20%

- Terung Jepang, 10%

- Daikon (lobak Jepang, 10%

KLIK Teknologi Pertanian

  KEMBALI KE MENU PELUANG USAHA